Lulusan Program Beastudi 2018
01 Sep 2018
Pada tahun 2014, PTTEP Indonesia meluncurkan project Program Beasiswa Beastudi (PTTEP CSR), program beasiswa untuk siswa dhuafa dengan nilai akademik yang baik.
Bekerjasama dengan Yayasan Dompet Dhuafa (CSR Dompet Dhuafa) sebagai penyelenggara, program ini termasuk program 4 tahun beasiswa untuk mahasiswa dengan 2 periode ( 10 mahasiswa di tahun 2014, dan 15 mahasiswa untuk 2015), tersebar di lebih dari 9 universitas negeri terbaik di Indonesia.
Mahasiswa yang terpilih telah melalui seleksi ketat dengan lebih dari 15.000 kandidat :
1. Masukan dari penerima manfaat termasuk Alumni dan Non Alumni dari program Smart Ekselensia
2. Seleksi Administrasi
3. Tes dan wawancara
4. Kunjungan kerumah
5. Pengumuman akhir
Pada bulan Agustus 2018, PTTEP dengan bangga mengumumkan kelulusan 3 mahasiswa pertama dari Yogjakarta dan Makasar yang telah menyelesaikan program sesuai target.
Mahasiswa lainnya ditargetkan untuk menyelesaikan program studinya sampai dengan akhir tahun ini.
Kami ucapkan selamat kepada para mahasiswa.
Deny Saputra Yusuf
Deny adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari seorang laki-laki yang bekerja sebagai petugas keamanan dan seorang wanita yang menjadi ibu rumah tangga sambil membuka toko kecil di depan rumah. Ia dibesarkan di tengah keluarga yang sederhana dan hangat. Sejak kecil, Deny berada di lingkungan dengan atmosfer kompetisi yang tinggi, terutama di lingkungan sekolah. Karena lingkungannya tersebut, Deny menjadi murid dengan motivasi tinggi untuk berprestasi. Deny selalu masuk sepuluh besar ranking kelas, aktif menjadi anggota pramuka, dan menjadi delegasi dalam olimpiade Astronomi di tingkat provinsi. Beberapa hal tersebut merupakan capaian Deny selama berada di bangku sekolah.
Deny, yang merupakan alumni SMP N 199 Jakarta dan SMA N 12 Jakarta, tumbuh menjadi remaja yang tangguh dan aktif. Pribadinya yang supel dan mudah bergaul, membuatnya cepat beradaptasi dengan lingkungan dan orang-orang baru. Selama menjadi siswa, Deny sangat aktif pada organisasi, di antaranya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan Kerohanian Islam (Rohis).
Memasuki dunia kampus, dengan mengambil jurusan Tehnik Geodesi di Universitas Gadjah Mada, Deny dinyatakan lolos sebagai penerima manfaat Beastudi Etos-PTTEP. Hal ini menjadi salah satu kesempatan besar bagi Deny untuk meraih mimpinya, yaitu menjadi pribadi yang berguna untuk seluruh orang yang berperan dalam hidupnya.
Selama berada di kampus, Deny juga tak pernah sepi dari prestasi. Salah satu prestasi yang telah ditorehkan Deny adalah keberhasilannya dalam mempublikasikan jurnal pada kegiatan International Conference on Science and Technology (ICST) 2018 dengan judul jurnal “Geospatial Analytics of Pedestrian Safety in Tanah Abang”.
Tepat pada tanggal 29 Agustus 2018, Deny telah berhasil menyelesaikan studi strata 1 dengan IPK 3.59 dan predikat Cum Laude. Saat ini Deny tengah menjalani aktivitas sebagai salah satu karyawan Badan Restorasi Gambut, Jakarta.
Taqiyyah Syarah Pradini
Taqiyyah Syarah Pradini, ia dipanggil Syarah, adalah anak dari Bapak Sukino dan Ibu Diah Budiarti. Bapak Sukino bekerja sebagai satpam sudah hampir 23 tahun di Yogya Distribution Center. Sementara Ibu Diah sempat bekerja, namun akhirnya berhenti dari pekerjaan dan memilih menjadi ibu rumah tangga sejak Syarah berusia 1 tahun. Saat ini Ibu Diah membantu salah satu penjual di kantin UIN Sunan Gunung Djati, Bandung. Syarah memiliki seoarng adik perempuan yang usianya berjarak lima tahun darinya.
Syarah tumbuh di keluarga dengan lingkungan spiritual yang sangat baik. Sejak usia empat tahun, oleh kedua orang tuanya, Syarah dimasukkan ke TPA (Tempat Pembelajaran Al-Quran) Raudhatul Jannah di dekat rumahnya. Berkat langkah yang diambil oleh orang tua Syarah, di usia tujuh tahun, Syarah berhasil mendapatkan juara 3 atas prestasinya memenangkan lomba hafalan surat pendek Al Quran.
Syarah kecil yang cerdas dan aktif juga telah menunjukkan prestasinya sejak dari Taman Kanak Kanak. Syarah menjadi salah satu dari lima siswa yang menjadi lulusan terbaik dari TK tempat Syarah sekolah, TK Pravitasari. Pun selama menempuh pendidikan di SMP N 8 Bandung dan SMK N 13 Bandung, Syarah selalu menempati ranking 3 besar, dan beberapa kali menjadi juara umum satu sekolah.
Syarah juga lolos sebagai delegasi SMK N 13 untuk Olimpiade Matematika tingkat Nasional yang diselenggarakan IPB serta menjadi juara pada olimpiade Matematika tingkat kota Bandung. Kemudian Syarah ditunjuk sebagai delegasi Olimpiade Matematika tingkat Provinsi Jawa Barat. Meskipun Syarah belum berhasil mendapatkan medali untuk tingkat provinsi, namun ia berhasil menempati peringkat 7.
Syarah tumbuh menjadi remaja yang mandiri, dewasa, penuh dengan tanggung jawab, dan menyukai tantangan baru. Sejak dari bangku sekolah, Syarah sudah memiliki pemikiran untuk tidak membebani kedua orang tuanya. Sadar akan perannya sebagai anak pertama dalam keluarga, Syarah bertekad untuk membantu perekonomian keluarga dengan bekerja. Hal itu pula yang menjadi salah satu alasan Syarah untuk memilih melanjutkan sekolah ke SMK dan bukan SMA.
Sejak SMP hingga SMK, Syarah berjualan makanan ringan, seperti jamur krispi, basreng kering pedas, dan surabi. Syarah menjadi reseller untuk makanan ringan. Dari hasil penjualan tersebut, Syarah berhasil membantu orang tuanya meskipun tidak banyak dan membeli kebutuhan pribadi sendiri. Syarah juga mengisi waktu luang dengan mengajar bimbingan belajar untuk anak SD menjelang pengumuman penerimaan PTN.
Setelah lulus dari SMK, Syarah memutuskan untuk melanjutkan kuliah meski ia sempat ragu di awal antara meneruskan kuliah atau bekerja. Saat itu Syarah berpikir bahwa kesempatan bekerja untuk sarjana strata satu tentu lebih besar. Sampai akhirnya Syarah diterima di Tehnik Kimia, UGM dan mendapatkan beasiswa Beastudi Etos-PTTEP.
Selama menjalani aktivitas perkuliahan, selain terus mempertahankan prestasi akademik, Syarah sangat aktif pada organisasi kemahasiswaan, khususnya yang bergerak di bidang Sosial Kemasyarakatan. Syarah sangat menyukai kegiatan sosial kemasyarakatan. Hal ini terlihat dari cukup banyaknya kegiatan sosial yang diikuti Syarah, baik di dalam atau pun di luar kampus. Bahkan Syarah ditunjuk sebagai Ketua Despro Beastudi Etos Yogyakarta. Despro sendiri merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diinisasi oleh penerima manfaat Beastudi Etos. Syarah juga sempat terlibat aktif dengan Komunitas Turun Tangan Yogyakarta, serta beberapa kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh Beastudi Etos Yogyakarta bekerja sama dengan Dompet Dhuafa Yogyakarta.
Tepat tanggal 29 Agustus 2018, Syarah dinyatakan lulus sebagai sarjana Tehnik Kimia, UGM dengan IPK 3.44. Sampai hari ini Syarah adalah penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara (Bakti Nusa), merupakan beasiswa kepemimpinan yang juga berada di bawah pengelolaan Dompet Dhuafa. Selain aktif dalam kegiatan sosial dan juga pembinaan beasiswa, saat ini Syarah juga menjadi pengajar untuk SD Islam.
Syarah adalah inisiator untuk program sosial Omah Santai (Omah Sahabat Nabi dan Tokoh Agama Islam). Omah Santai adalah program pembinaan untuk murid-murid TPQ yang terselengara atas kerja sama penerima manfaat Bakti Nusa dan masyarakat setempat. Syarah menjadi inisiator sekaligus motor pada komunitas sosial ini.
Marlina Yanti
Lina, seoarang anak yang lahir dan dibesarkan dengan latar belakang keluarga yang sederhana. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ia lahir dari seorang Bapak yang bekerja sebagai petani dan seorang ibu rumah tangga biasa. Kehidupan keluarga yang sederhana membuat Lina selalu termotivasi untuk terus berfikir maju, “hidup boleh saja sederhana, tapi pikiran kita tidak boleh sederhana”, begitu prinsip yang selalu diyakininya.
Semangat Lina untuk membuat bangga kedua orang tua, membuatnya selalu menyabet juara satu dari tingkat SD sampai dengan SMP. Di tingkat SMA pun, Lina mendapat predikat pertama untuk nilai kelulusan.
Latar belakang keluarga yang sederhana dan semangat untuk terus selalu berprestasi, membuat Lina tumbuh menjadi pribadi yang peka dan ringan tangan. Lina menjadi sosok yang selalu bisa diandalkan, baik di keluarga maupun di organisasi. Sikap tanggung jawab dan pantang menyerah juga terus bertumbuh dalam dirinya.
Tahun 2012, Lina berhasil masuk Jurusan Pendidikan Kedokteran Universitas Hassanuddin. Lina sempat mendapatkan IPK di bawah 2 di awal-awal semester, namun berkat kesungguhannya dalam belajar serta dukungan dari kedua orang tua, pada tanggal 4 September 2018, Lina berhasil menamatkan jurusan Pendidikan Kedokteran dengan IPK 3.05.
Saat ini Lina tengah menjalani kegiatan Ko-Ass kedokteran.