Donasikan Bantuan untuk Korban Banjir dan Longsor di NTT, PTTEP: Kami Berharap Masyarakat Bangkit
19 Apr 2021
Saat itu Minggu, 4 April 2021, bencana tak terhindarkan. Banjir dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur menjadi mimpi buruk bagi seluruh masyarakat. Berduka, kesedihan dirasakan seluruh Indonesia. Presiden Joko Widodo, secara pribadi mengunjungi NTT untuk membantu masyarakat. Dukungan moral dari presiden, membantu orang untuk bangkit.
Dewan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB melaporkan 179 orang meninggal dunia, 45 orang hilang, 271 orang luka-luka, 11.406 orang mengungsi, dan 461.359 jiwa terdampak banjir. Sementara itu, lebih dari 60-ribuan bangunan rusak.
PTTEP bekerjasama dengan Dompet Dhuafa dan Pemerintah Nusa Tenggara Timur, berperan aktif dalam membantu masyarakat yang terkena musibah. Melalui Program NTT Bangkit Berdaya. "Kami berharap dapat berkontribusis untuk membantu saudara-saudara di NTT, terutama yang terkena dampak bencana banjir dan tanah longsor" jelas Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indonesia.
Donasi PTTEP meliputi paket dapur gizi sehat, paket logistik mandiri, paket pembelajaran siswa mandiri, dan paket aksi layanan sehat. Diharapkan 2.764 warga terdampak di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan, akan menerima bantuan ini. “Menghadapi bencana di tengah pandemi, masyarakat harus bangkit dan berdaya, sehingga kehidupan sosial, ekonomi, dan lainnya serta dalam kondisi yang lebih baik," jelasnya Grinchai Hattagam.
Sekretaris Bappeda NTT, Keron A Petrus, didampingi Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, Bappeda NTT, Johny Erikson Ataupah juga menghadiri acara donasi tersebut. "Bantuan dari PTTEP sangat bermanfaat bagi masyarakat kami yang terkena bencana, saya bersyukur dan berterimakasih PTTEP menjadi pihak yang berkomitmen dalam penanganan bencana di NTT," kata Keron A. Petrus. Komitmen PTTEP dapat menginspirasi perusahaan lain untuk menjadi bagian dari upaya peduli. "PTTEP juga bekerja sama dengan pemerintah daerah di NTT sebagai upaya pencegahan stunting, hal ini tentunya dapat menjadi inspirasi bagi (perusahaan) lainnya" tambah Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, Bappeda NTT.